Untuk memperoleh tenaga pada proses kerja motor bakar, valve in dan valve out pada kepala silinder menjadi bagian yang sangat berpengaruh pada proses kerja motor bakar. Valve in merupakan pintu masuk campuran bahan bakar dan udara, sedangkan valve out menjadi pintu keluar dari gas buang sisa pembakaran dalam silinder motor menuju udara bebas melalui saluran pembuangan (gbr.14).
.png)
Gbr.14. Valve Pada Kepala Silinder
Disebabkan oleh fungsi kerjanya, maka ukuran diameter valve in lebih besar valve out. Diameter valve in yang lebih besar tujuannya adalah agar waktu yang diperlukan campuran bahan dan udara yang masuk kedalam silinder menjadi lebih cepat, meskipun masuknya campuran bahan bakar dan gas hanya disebabkan oleh hisapan piston. Sedangkan tujuan diameter valve out dibuat lebih kecil adalah untuk membuat kecepatan aliran gas buang menjadi tinggi, untuk membuat valve tetap bertahan pada temperatur dan tekanan tinggi, dan untuk menjaga agar temperatur kerja tetap stabil (motor bakar 4 tak yang memerlukan temperatur kerja sekitar 90º C untuk standar pabrikan dan lebih tinggi lagi temperatur pada sepeda motor untuk balap).
Semakin besar diameter valve in dan valve out, semakin meningkat kecepatan campuran bahan bakar dan udara mencapai ruang silinder, untuk valve out juga demikian. Perubahan ukuran diameter valve in dan out dibuat sesuai dengan tujuan pengembangan riset, yaitu apakah akan digunakan untuk touring (sehari-hari), road race atau drag yang sangat memerlukan kecepatan dan power yang sangat tinggi. Semakin tinggi perbandingan kompresi, akan semakin besar diameter valve in dan valve outnya. Kapasitas engine juga menentukan besar kecilnya diameter valve in dan valve out.
Jumlah valve dalam satu silinder ada yang dua dan empat valve dalam satu silinder, tetapi jumlah yang digunakan pada sepeda motor di Indonesia umumnya adalah dua valve. Sepeda motor dengan kapasitas 250 cc kebawah menggunakan dua valve dalam satu silinder, berbeda dengan kapasitas sepeda motor diatas 250 cc ada yang memiliki 4 valve.
Pekerjaan modifikasi yang umum dikerjakan adalah perubahan diameter valve in dan valve out. Untuk perubahan ini, periset harus melakukan perubahan dudukan penghantar valve pada kepala silinder. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya tabrakan valve pada saat kedua valve terbuka (overlap). Memang jarak antara valve in dan valve out standar pabrikan tidak mungkin untuk dimodifikasi menjadi lebih besar diameternya hanya dengan merubah diameter dudukannya menjadi lebih besar, melainkan harus melakukan perubahan dudukan valvenya dan ini tentu berdampak pada perubahan sudutnya juga. Tetapi sebelum melakukan perubahan diameter valve in dan valve out, periset sebaiknya mengetahui standarisasi atau aturan spesifikasi maksimal diameter valve in dan valve out yang biasa dijadikan persyaratan balap non free for all. Pada gbr. 15 menunjukkan gambar ilustrasi sudut antara valve in dan valve out pada kepala silinder.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan proses machining, karena memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Mesin yang digunakan minimal adalah mesin milling, jika ada mesin milling sudut akan menghasilkan pekerjaan perubahan sudut yang lebih baik kualitasnya. (baca tulisan berikutnya mengenai uraian mengenai modifikasi sudut valve disini)
Semakin besar diameter valve in dan valve out, semakin meningkat kecepatan campuran bahan bakar dan udara mencapai ruang silinder, untuk valve out juga demikian. Perubahan ukuran diameter valve in dan out dibuat sesuai dengan tujuan pengembangan riset, yaitu apakah akan digunakan untuk touring (sehari-hari), road race atau drag yang sangat memerlukan kecepatan dan power yang sangat tinggi. Semakin tinggi perbandingan kompresi, akan semakin besar diameter valve in dan valve outnya. Kapasitas engine juga menentukan besar kecilnya diameter valve in dan valve out.
Jumlah valve dalam satu silinder ada yang dua dan empat valve dalam satu silinder, tetapi jumlah yang digunakan pada sepeda motor di Indonesia umumnya adalah dua valve. Sepeda motor dengan kapasitas 250 cc kebawah menggunakan dua valve dalam satu silinder, berbeda dengan kapasitas sepeda motor diatas 250 cc ada yang memiliki 4 valve.
Pekerjaan modifikasi yang umum dikerjakan adalah perubahan diameter valve in dan valve out. Untuk perubahan ini, periset harus melakukan perubahan dudukan penghantar valve pada kepala silinder. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya tabrakan valve pada saat kedua valve terbuka (overlap). Memang jarak antara valve in dan valve out standar pabrikan tidak mungkin untuk dimodifikasi menjadi lebih besar diameternya hanya dengan merubah diameter dudukannya menjadi lebih besar, melainkan harus melakukan perubahan dudukan valvenya dan ini tentu berdampak pada perubahan sudutnya juga. Tetapi sebelum melakukan perubahan diameter valve in dan valve out, periset sebaiknya mengetahui standarisasi atau aturan spesifikasi maksimal diameter valve in dan valve out yang biasa dijadikan persyaratan balap non free for all. Pada gbr. 15 menunjukkan gambar ilustrasi sudut antara valve in dan valve out pada kepala silinder.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan proses machining, karena memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Mesin yang digunakan minimal adalah mesin milling, jika ada mesin milling sudut akan menghasilkan pekerjaan perubahan sudut yang lebih baik kualitasnya. (baca tulisan berikutnya mengenai uraian mengenai modifikasi sudut valve disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar