Selasa, 19 Maret 2013

Modifikasi Valve Spring

Satu bagian yang sangat berpengaruh pada performance kerja motor adalah pegas valve (gbr. 32) . Pegas valve bukan sekedar menahan atau penekan  valve in dan valve out agar selalu menutup pada saluran masuk dan buang di ruang bakar pada kepala silinder, tetapi lebih dari sekedar penekan. Pada saat putaran tinggi, valve in dan out seakan-akan mengambang atau seakan-akan tidak menutup. Keadaan tersebut tidak akan berdampak pada berkurangnya power out put engine, apabila spesifikasi pegas (data teknis)  yang sesuai dengan engine yang menggunakannya.
Modifikasi Spring Valve sepede motor bebek

Gbr. 32. Pegas Valve In dan Valve Out


Kualitas pegas valve yang baik adalah apabila pada putaran tinggi, pegas masih bisa mengatasi tekanan rocker arm yang lebih cepat dibanding pada saat putaran engine low speed dan medium speed. Apabila pegas valve terlalu lemah, pada saat putaran tinggi, kemungkinan yang terjadi adalah pegas tidak bisa bertahan pada saat terjadinya kompresi dan ekspansi dan pada saat pemasukan atau pembuangan. 

Kenapa demikian ? Pada saat terjadinya langkah kompresi, kedua valve akan bebas dari tekanan cam shaft sehingga kedua valve dalam keadaan menutup pada keduanya. Perlu diingat, bahwa antara rocker arm dan ujung valve in dan valve out memiliki celah pelumasan, nah disinilah yang memungkinkan pegas akan terbuka akibat proses kompresi dan ekspansi. Memang tidak besar, paling tidak apabila tidak terjadi pada saat kompresi, pegas valve yang lemah akan menyebabkan valve bergetar pada saat langkah ekspansi. Bila hal ini terjadi, maka bisa dipastikan power output engine tidak akan maksimal.

Kemungkinan lain yang terjadi akibat pegas valve terlalu lemah pada saat putaran tinggi adalah saat pemasukan atau pembuangan. Pada saat pemasukan, akibat tekanan pegas terlalu lemah yang terjadi adalah kemungkinan ikut terbukanya valve out (bergetar sudah cukup melemahkan kinerja engine). Atau pada saat pembuangan, valve in kemungkinan juga akan ikut bergetar dan akibatnya melemahkan kinerja engine. Yang paling parah adalah valve-valve dan piston akan saling bertabrakan akibat pegas valve terlalu lemah.

Bagaimana dengan pegas valve yang terlalu besar atau keras tekanannya? Pegas valve yang berlebihan tekanannya juga akan menimbulkan efek negatif pada engine. Untuk jangka pendek dan putaran yang tidak terlalu tinggi memang tidak akan terlihat efek negatifnya, namun apabila tegangan pegas terlalu berlebihan digunakan untuk putaran tinggi dalam waktu yang cukup lama dipastikan akan menimbulkan dampak negatif pada kerusakan komponen-komponen.

Seperti yang terjadi pada lomba balap motor tingkat asia baru-baru ini di sentul Bogor Jawa Barat dikelas 250 cc, dimana metal jalan hangus akibat pegas valve yang digunakan terlalu keras. Contoh nyata lainnya terjadi pada lomba motor indoPrix 2010 di lintasan gokart ditempat yang sama terjadi penurunan tenaga drastis pada sepeda motor Yudistira yang telah memimpin diurutan pertama beberapa lap, kemudian  mengalami patah pegas bagi dalam disaat menjelang finish. Contoh pegas valve yang patah akibat tekanan berlebihan dan fleksibilitas pegas terlalu keras/kaku (gbr.33).


Valve spring patah ini diakibatkan oleh hilangnya elastisitas
Gbr. 33. Patahan Pegas Valve


Pegas valve racing yang ada dipasaran belum tentu lebih baik dari pegas standar bawaan dari pabrik. Malah pegas stándar pabrikan memiliki kelebihan, yaitu bahan pegas sudah memiliki ketahanan dan temperatur kerja yang cukup, sehingga kemungkinan patah pada saat putaran tinggi jarang terjadi. Untuk mengatasi agar  pegas stándar  tidak, pegas diberi spacer (ganjal) pada bagian bawahnya) sehingga tekanan pegas menjadi lebih tinggi.

Untuk riset sepeda motor untuk tujuan balap road race memerlukan kecermatan dalam memilih pegas yang sesuai dengan engine, karena pada area road race engine dipacu pada putaran tinggi dalam waktu yang cukup lama. Kekuatan dan ketahanan pegas terhadap temperatur diatas rata-rata pemakaian normal harus dimiliki oleh pegas valve.  Pegas valve untuk keperluan balap yang rutin sebaiknya diperiksa apakah tingkat flesibilitasnya masih normal atau sudah melemah.

Penyebab melemahnya pegas adalah dikarenakan temperatur berlebihan, sehingga mempengaruhi kekuatan tekan atau fleksibilitas dari pegas. Untuk mengatasi tingginya temperatur pada ruang cam shaft di kepala silinder, dapat diatasi dengan penambahan tabung hawa yang berguna sebagai pembantu mendinginkan ruang cam shaft. Biasanya pada tabung ini juga terdapat saluran hawa dari blok pemindah tenaga, sehingga bisa dikatakan tabung ini juga sebagai ventilasi. (selanjutnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar